Membangun bisnis kuliner hingga bisa bertahan 15 tahun lamanya tentu bukan hal mudah. Apalagi di tengah persaingan usaha yang kian ketat.
Di Kota Bandung misalnya, nyaris setiap sudut jalan menjamur tempat kuliner yang menyajikan aneka makanan maupun minuman.
Nah, inovasi dan keuletan dalam berbisnis jadi satu senjata andal pria perantau asal Jawa Tengah ini. Namanya Mas Tarwan. Dia mengelola bisnis kuliner dengan brand 'Martarone Dapoernya Soto' di Kota Bandung.
Lapak soto Mas Tarwan pertama kali buka di Taman Pers. Dia membangun dan mempertahankan kuliner miliknya itu dengan resep yang sudah dipatenkan.
"Tak mudah memang membangun usaha, apalagi kuliner. Tapi asalkan kita konsisten dan memberikan resep terbaik, Insya Allah bisa bertahan," paparnya berbagi pengalaman.
Saat awal membuka usaha, Mas Tarwan mengandalkan setengah kilogram daging. Seiring berjalannya waktu, dalam sehari dapur sotonya kini bisa menghabiskan hingga 16 kilogram daging dan 6 kilogram Iga.
Begitu juga dengan omzet dalam sehari, Mas Tarwan mengaku, rata-rata bisa mengantongi hingga Rp6 juta per harinya.
"Semua ada proses dan dari awal saya mengalami proses dari bawah, sampai sempat berpindah-pindah dan join dengan beberapa orang. Tapi akhirnya Alhamdulillah usaha saya ini lebih jalan ketika dikelola sendiri," terangnya.
Menurut Mas Tarwan, ada hal lain selain menggunakan resep asli Nusantara dalam meraih kesuksesan saat berbisnis hingga bisa bertahan hingga sekarang.
"Dari tahun 2008 usaha saya mulai stabil dan meningkat. Rahasia lain dan utama yaitu ada pada berbagi dan sedekah. Tidak bisa dipungkiri itulah kunci utama dalam meningkatkan rezeki kita," katanya.
0 komentar
Post a Comment